Alhamdulillah, kita masih diberi keselamatan, kesehatan, lindungan serta
perpanjangan umur serta rejeki insya Allah rejeki yang Halal.
Saya akan menyampaikan sedikit pandangan atau sedikit ilmu, insya Allah membawa manfaat.
Kekuatan ISLAM terletak pada 6 pokok yang tidak boleh terpisahkan yaitu:
1. Aqidah
2. Akhlak
3. Ilmu
4. Harta
5. Ukhuwah – Jamaah
6. Jihad
Dengan
berdasarkan hal tersebut diatas, marilah kita bersama-sama membangun
dan membentuk 6 pokok ini agar ISLAM benar-benar menunjukkan kekuatan
yang sesungguhnya.
Aqidah yang kuat sangatlah penting sekali pada
diri manusia yang berdimensi ISLAM, karena ini adalah kunci kekuatan
Islam yang menjadi dasar setiap perbuatan manusia, mulai dari
mengerjakan kewajiban sholat sampai melaksanakan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya yang tertuang di dalam Al Qur’an maupun
sunnah.
Misalnya: bila seorang muslim bisa menempatkan
Allah swt diatas segala hal maka ini adalah derajat tertinggi yang
dimiliki seorang muslim dan juga melaksanakan apa-apa yang dicintai
Allah SWT maupun Nabi Muhammad SAW serta menjauhi apa-apa yang dilarang
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, maka insya Allah Aqidah telah ada dalam
dirinya, karena Aqidah inilah yang melandasi segala aktifitas seorang
muslim terlebih mu’min dalam setiap aktivitasnya yang membuahkan Akhlak
yang Islami.
Banyaknya partai-partai, ormas-ormas yang ada di
Indonesia pada umumnya sampai kalangan masyarakat kecil pada khususnya
menyebabkan suatu masalah yang dapat memecahkan rasa persaudaraan
diantara kita, karena masing-masing bangga dengan golongannya
masing-masing. Hilangkan bahwa di dalam ISLAM mementingkan
golongan-golongan karena itu hanya akan menjadi perpecahan diantara
kita, bukankah sesama muslim adalah bersaudara, karena sebenarnya Allah
tidak ingin terjadinya perpecahan diantara kita sesama muslim. Dibawah
ini beberapa firman-Nya:
“Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi
dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah
membalikkan mereka pada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri
Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah
disesatkan Allah Barangsiapa yang telah disesatkan Allah, sekali-kali
kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.” (QS.
4:88)
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan
mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun
tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah
(terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada
mereka apa yang telah mereka perbuat. (QS. 6:159)”
Kemudian mereka
(pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah
menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa
yang ada pada sisi mereka (masing-masing). (QS. 23:53) Maka biarkanlah
mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu. (QS. 23:54)
Di
dalam mencari ilmu, janganlah kita melihat siapa yang memberi? dan dari
golongan mana?, karena semua itu akan menghambat serta membatasi diri
kita sendiri dalam mencari ilmu dalam meningkatkan iman dan taqwa serta
ukhuwah kita tapi cobalah rubah mulai sekarang bahwa saya mencari ilmu
hanyalah benar-benar mencari ilmu tidak peduli siapa yang memberi dan
dari golongan mana, karena pengajian itu hanyalah perantara saja bahwa
dengan pengajian dan melalui seorang yang berilmu maka ilmu Allah sampai
kepada kita dan yang terpenting mendapatkan ilmu-Nya. Dan juga insya
Allah yang memberi ilmupun janganlah membawa bendera golongannya, bila
hubungan timbal balik ini tercipta maka Ukhuwah-Jamaah akan
tercipta.selanjutnya tergantung masing-masing mau melaksanakan atau
tidak ilmu tersebut maka kitalah sendiri yang menjadi filternya, yang
terpenting dapat menambah ilmu kita untuk meningkatkan iman dan taqwa
sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Bila terjadi perbedaan
janganlah kita menjadi hakim, kembalikan semua itu pada Allah SWT karena
hanya Dialah yang berhak menentukannya. Tanggung jawab kita hanya
menyampaikan dan memberi tauladan seperti dalam firman Allah surat
Ali-'Imran(3): 20. Dan satu hal lagi bahwa ilmu itu sebenarnya adalah
untuk kita sendiri yang akhirnya membuahkan amal shaleh yaitu amalan
yang benar sesuai tuntunan Al Qur’an maupun sunnah serta menjadi bekal
kita di Akhirat kelak saat kita kembali pada-Nya.
Kemudian jika
mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah:"Aku
menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang
mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang ummi:"Apakah kamu
(mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah
mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu
hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya. (QS. 3:20)
Pengajian adalah sarana untuk
menyampaikan maupun menerima ILMU khususnya ilmu agama jadi siapapun
yang memberi tidaklah menjadi suatu masalah yang terpenting bisa menjaga
ukhuwah dan jamaah diantara kita. Bila setiap hamba Allah sudah tidak
mementingkan golongan tertentu di dalam menyampaikan maupun menerima
ilmu yang datangnya dari Allah SWT, maka UKHUWAH-JAMAAH akan menjadi
kuat dan banyak, tinggal bagaimana kita dalam mengamalkannya,
menjadikannya ilmu yang bermanfaat atau sebaliknya hanya merupakan
wacana saja.
Alhamdulillah dengan harta adalah suatu sarana
yang akan membantu untuk membangun kekuatan ISLAM, karena pokok yang ke 3
yaitu ‘harta’ ini sangatlah diperlukan didalam pengembangan dakwah,
semoga semua pengajian yang ada di lingkungan PT. EMOMI ini akan
tercakup dalam PHBI dan saling mendukung sejalan bukan sebaliknya atau
menjurus kepada kebanggaan atas golongannya masing-masing. Bila kita
ingin mempunyai aqidah yang kuat seperti halnya para sahabat maupun
Bilal maka kita seharusnya mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya dan
sesering mungkin, karena tantangan dan godaan dunia saat ini lebih berat
dibanding dahulu. Insya Allah kita kembali kepada Allah SWT dalam
keadaan sebenar-benar ISLAM, Iman, Taqwa dan dalam keadaan khusnul
khotimah serta dalam rahmat dan ampunan-Nya.
Marilah mulai
sekarang kita tanamkan dalam diri kita bahwa sesama MUSLIM adalah
bersaudara. Dengan selalu menebarkan salam serta berjabat tangan bila
berjumpa dengan sesama muslim sesuai yang diajarkan Rasulullah saw. Ada
beberapa hadits akan hal ini sbb:
“Ada enam kebajikan bagi
orang muslim atas muslim yang lainnya, yaitu: apabila ia bertemu
dengannya hendaknya ia mengucapkan salam, memenuhi undangannya apabila
ia mengundang, membaca tasymit apabila ia bersin, menjenguknya apabila
ia sakit, mengiringi jenasahnya apabila ia mati dan mencintainya seperti
mencintai diri sendiri.” (HR. Ahmad)
Apabila seorang datang langsung berbicara sebelum memberi salam maka janganlah dijawab. (HR. Addainuri dan Attirmidzi)
Apabila
kamu saling berjumpa maka saling mengucap salam dan bersalam-salaman,
dan bila berpisah maka berpisahlah dengan ucapan istghfar. (HR.
Aththahawi)
Apabila dua orang muslim saling berjumpa lalu berjabat
tangan dan mengucap "Alhamdulillah" dan beristghfar maka Allah 'Azza
Wajalla mengampuni mereka. (HR. Abu Dawud)
Marilah mulai sekarang
kita mencari ilmu tanpa melihat siapa yang memberi demi menjalin
UKHUWAH yang kuat serta Jamaah yang banyak.
Marilah mulai sekarang
berusaha menjalankan apa-apa yang dicintai Allah SWT maupun Nabi
Muhammad SAW serta menjauhi apa-apa yang dilarang Allah SWT maupun Nabi
Muhammad SAW. Salah satu diantaranya adalah Shalat berjamaah.
Marilah
mulai sekarang tidak meremehkan ilmu sekecil apapun yaitu dengan hal
yang kecil memulai untuk membaca, dengan memulai membaca firman-firman
Allah maupun sunnah Rasul serta mendatangi pengajian-pengajian yang ada
disekitar kita, insya Allah kita akan bisa menuju ISLAM secara kaffah
menjadi hamba Allah dengan derajat taqwa yang tertinggi menjadi seorang
mu’min.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar