Allah Ta’ala berfirman:
“Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu
(dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepadaKu,
serta jangan ingkar (pada nikmatKu)”. (Al-Baqarah, 2:152).
“Hai, orang-orang yang beriman, berdzikirlah yang banyak kepada Allah (dengan menyebut namaNya)”. (Al-Ahzaab, 33:42).
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah
menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung”. (Al-Ahzaab,
33:35).
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut (pada siksaanNya), serta tidak mengeraskan suara, di pagi dan
sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”.
(Al-A’raaf, 7:205).
Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
((مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ)).
Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat
Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati. [1]
((أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ
مَلِيْكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ
إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا
عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ))؟
قَالُوْا بَلَى. قَالَ: ((ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى)).
“Maukah kamu, aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di
sisi Rajamu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu
dari infaq emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu
dengan musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal
lehermu?” Para sahabat yang hadir berkata: “Mau (wahai Rasulullah)!”
Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Maha Tinggi”. [2]
Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: ((أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ، وَأَنَا
مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ، فَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ
نَفْسِيْ، وَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلأٍ خَيْرٍ
مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ
ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا،
وَإِنْ أَتَانِيْ يَمْشِيْ أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً)).
Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hambaKu kepadaKu,
Aku bersamanya (dengan ilmu dan rahmat) bila dia ingat Aku. Jika dia
mengingatKu dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika dia
menyebut namaKu dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam
perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila dia mendekat kepadaKu
sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepadaKu
sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepadaKu dengan
berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat”. [3]
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ:
يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ شَرَائِعَ اْلإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ
فَأَخْبِرْنِيْ بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ. قَالَ: ((لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ
رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ)).
Dari Abdullah bin Busr Radhiallahu’anhu, dia berkata: Bahwa ada seorang
lelaki berkata: “Wahai, Rasulullah! Sesungguhnya syari’at Islam telah
banyak bagiku, oleh karena itu, beritahulah aku sesuatu buat pegangan”.
Beliau bersabda: “Tidak hentinya lidahmu basah karena dzikir kepada
Allah (lidahmu selalu mengucapkannya).” [4]
Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
((مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ
بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُوْلُ: {الـم} حَرْفٌ؛ وَلَـكِنْ: أَلِفٌ
حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ)).
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, akan mendapatkan
satu kebaikan. Sedang satu kebaikan akan dilipatkan sepuluh semisalnya.
Aku tidak berkata: Alif laam miim, satu huruf. Akan tetapi alif satu
huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” [5]
وَعَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَرَجَ رَسُوْلُ
اللهِ وَنَحْنُ فِي الصُّفَّةِ فَقَالَ: ((أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ
كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيْقِ فَيَأْتِيْ مِنْهُ
بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِيْ غَيْرِ اِثْمٍ وَلاَ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ؟
)) فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ نُحِبُّ ذَلِكَ. قَالَ: ((أَفَلاَ
يَغْدُوْ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ، أَوْ يَقْرَأَ
آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ،
وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ، وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ
أَرْبَعٍ، وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ اْلإِبِلِ)).
Dari Uqbah bin Amir Radhiallahu’anhu, dia berkata: “Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam keluar, sedang kami di serambi masjid
(Madinah). Lalu beliau bersabda: “Siapakah di antara kamu yang senang
berangkat pagi pada tiap hari ke Buthhan atau Al-Aqiq, lalu kembali
dengan membawa dua unta yang besar punuknya, tanpa mengerjakan dosa atau
memutus sanak?” Kami (yang hadir) berkata: “Ya kami senang, wahai
Rasulullah!” Lalu beliau bersabda: “Apakah seseorang di antara kamu
tidak berangkat pagi ke masjid, lalu memahami atau membaca dua ayat
Al-Qur’an, hal itu lebih baik baginya daripada dua unta. Dan (bila
memahami atau membaca) tiga (ayat) akan lebih baik daripada memperoleh
tiga (unta). Dan (bila memahami atau mengajar) empat ayat akan lebih
baik baginya daripada memperoleh empat (unta), dan demikian dari seluruh
bilangan unta.” [6]
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
((مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ
اللهِ تِرَةٌ، وَمَنِ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ فِيْهِ
كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ)).
“Barangsiapa yang duduk di suatu tempat, lalu tidak berdzikir kepada
Allah di dalamnya, pastilah dia mendapatkan hukuman dari Allah dan
barangsiapa yang berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berdzikir
kepada Allah, pastilah mendapatkan hukuman dari Allah.” [7]
((مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوا اللهَ فِيْهِ، وَلَمْ
يُصَلُّوْا عَلَى نَبِيِّهِمْ إِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةٌ، فَإِنْ
شَاءَ عَذَّبَهُمْ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ)).
“Apabila suatu kaum duduk di majelis, lantas tidak berdzikir kepada
Allah dan tidak membaca shalawat kepada Nabinya, pastilah ia menjadi
kekurangan dan penyesalan mereka, maka jika Allah menghendaki bisa
menyiksa mereka dan jika menghendaki mengampuni mereka.” [8]
((مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ لاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ
فِيْهِ إِلاَّ قَامُوْا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ
حَسْرَةً)).
“Setiap kaum yang berdiri dari suatu majelis, yang mereka tidak
berdzikir kepada Allah di dalamnya, maka mereka laksana berdiri dari
bangkai keledai dan hal itu menjadi penyesalan mereka (di hari Kiamat).”
[9]
---------------------------------------
[1] HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari 11/208. Imam Muslim meriwayatkan dengan lafazh sebagai berikut:
“Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir kepada Allah dengan rumah
yang tidak digunakan untuk dzikir, laksana orang hidup dengan yang
mati”. (Shahih Muslim 1/539).
[2] HR. At-Tirmidzi 5/459, Ibnu Majah 2/1245. Lihat pula Shahih Tirmidzi 3/139 dan Shahih Ibnu Majah 2/316.
[3] HR. Al-Bukhari 8/171 dan Muslim 4/2061. Lafazh hadits ini riwayat Al-Bukhari.
[4] HR. At-Tirmidzi 5/458, Ibnu Majah 2/1246, lihat pula dalam Shahih At-Tirmidzi 3/139 dan Shahih Ibnu Majah 2/317.
[5] HR. At-Tirmidzi 5/175. Lihat pula Shahih At-Tirmidzi 3/9 dan Shahih Jaami’ush Shaghiir 5/340.
[6] HR. Muslim 1/553.
[7] HR. Abu Dawud 4/264; Shahihul Jaami’ 5/342.
[8] Shahih At-Tirmidzi 3/140.
[9] HR. Abu Dawud 4/264, Ahmad 2/389 dan Shahihul Jami’ 5/176.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar